Segala puji hanya bagi Mu Ya Allah, di genggaman-Mu segala apa yang ada di alam, Engkau yang Maha Pengampun atas dosa dan kesalahan, Maha penerima Taubat dari hamba-Mu yang bertaubat. Engkau yang Maha Dahsyat siksa-Nya, Engkau yang Maha Luas Karunia-Nya, Tiada Illah yang Haq kecuali Engkau.
Saudaraku...Sungguh “Tiada suatu haripun yang fajarnya menyingsing dari ufuk timur melainkan ia berseru:”Wahai anak Adam! Aku adalah makhluk yang baru dan aku menjadi saksi seluruh amal perbuatanmu, maka ambillah bekal dari padaku, sungguh aku tidak akan pernah kembali lagi hingga datangnya hari kiamat nanti” (H.R. Abu Nu’aim).
Saudaraku ...
Bila detik, menit dan hari terus berlalu dan tak pernah kembali... lalu apa yang bisa sudah kita lakukan untuk menyongsong Yaumul Hisab?. Sekiranya detik dan menit dalam hidup kita hanya bernilai rupiah dan dolar atau materi semata, apakah kira-kira yang akan menjadi pemberat amal kita kelak? Jika langkah-langkah kaki kita yang menapaki bumi ini hanya sebatas rutinitas yang hampa akan nilai kesholihan, mampukah kiranya kita memijak panasnya bumi Mahsyar kelak? Dan kalaukah lemahnya ketaatan diri kita ini yang dominan, bisakah kita menerima raport amal kita kelak dengan tangan kanan?
Wahai saudara, mari kita tengok diri kita, yang saat ini sedang penat dan letih, yang tersungkur di bawah tindihan beban hubbuddunya. Mari kita belai jiwa kita, yang saat ini sedang suntuk dan gelisah dihadapkan onggokan noda dan dosa, maksiat dan kesalahan. Mari kita tengok kebelakang tapak-tapak kehidupan kita dan juga pandang kedepan arah perjuangan ini, ceramati arahan uswah kita Muhammad SAW: “ Wahai sekalian manusia, sungguh... dalam hidup kalian ada rambu-rambu petunjuk jalan, maka ikutilah rambu-rambu itu dan sungguh pada hidup kalian ada batas akhir, maka berhentilah pada batas yang telah ditentukan. Sesungguhnya seorang mukmin itu, senantiasa berada pada rasa takut, antara kehidupan yang telah ia lalui, dimana ia tidak tahu apa yang ditetapkan Allah terhadap dirinya – Apakah Allah catat dia bersama orang-orang shaleh atau sebaliknya? – dan waktu hidup masih tersisa, dimana ia tidak tahu apa yang ditetapkan Allah terhadapnya. – Apakah Husnul Khotimah ataukah sebaliknya na’udzubillah? Karena itu hendaklah seorang hamba mengoptimalkan potensi dirinya untuk menyelamatkan dirinya sendiri, menggunakan kehidupan dunianya sebaik-baiknya untuk membangun kemegahan akhiratnya, menggunakan masa muda sebelum waktu tua dan mengoptimalkan detik-detik kehidupan ini sebelum ajal, demi Dzat yang jiwa Muhammad digenggamanNya, sesudah kematian tak ada kepayahan, sesudah kehidupan dunia ini tak ada kehidupan, melainkan Syurga atau Neraka” (H.R. Ibnu Abbas)
Saudaraku, sungguh perjalanan hidup kita panjang dan melelahkan, bekal kita amatlah sedikit, sedang tempat kembali kita ...? Kita tidak tahu saudaraku ...!Apakah Syurga ataukah Neraka? Maka saudaraku apa yang bisa kita lakukan saat ini untuk meraih keindahan hidup kelak, lakukanlah dengan terus mencermati Kalam Rabb kita (QS. At-Taubah 9:105) “Berkerjalah, berbuatlah, beramalah, Allah dan Rasulnya juga orang-orang beriman akan senantisa melihat amal-amalmu! Hanya kepada Allah kembali kita, Amin.